Senin, 26 Agustus 2013

Dia Yang Memulihkan

Dia Yang Memulihkan
Yesaya 66:10-14, Mazmur 66: 1-9, Galatia 6:1-6, 7-16, Lukas 10:1-11, 16-20

Setiap selesai ibadah pada hari Minggu di GKI, kita selalu mendengar Pemimpin Ibadah megucapkan berkat yang didahului sebuah pengutusan. Pengutusan berarti ibadah tidak berhenti di dalam gereja saja melainkan dilanjutkan dengan ibadah dalam hidup sehari-hari. Ibadah dalam hidup sehari-hari dinyatakan dengan sikap kita sebagai saksi-saksi Kristus yang menyampaikan kabar baik bagi dunia. Menjadi saksi Kristus itu berarti Allah mengutus kita melalui Yesus Kristus untuk memulihkan keadaan dunia (Lukas 10:1-11, 16-20). Bukan rahasia lagi bila dunia kita sekarang penuh dengan ketidakadilan, korup, kemiskinan, penderitaan dan pelanggaran-pelanggaran lain yang tidak sesuai dengan maksud Allah menciptakannya. Oleh karena itu dunia kita butuh untuk dipulihkan. Dalam memulihkan keadaaan dunia, kita tidak sendirian tetap ada rekan yang menemani kita. Seperti inilah yang dilakukan Yesus bagi murid-murid-Nya, mereka diutus berdua-berdua agar mereka dapat saling mendukung satu dengan yang lain.
Tugas murid-murid Kristus bukan menghakimi melainkan memulihkan (memimpin dalam bahasa Yunani = memulihkan, meluruskan tulang yang patah, Galatia 6:1) orang-orang ke jalan yang benar. Mereka juga diharapkan tidak menonjolkan diri dengan urusan-urusan yang tidak perlu demi mencari pengakuan dan eksistensi di tengah pengutusan seperti orang-orang Yahudi di sekitar mereka (Galatia 7:16). Oleh karena itu kerendahan hati sebagai utusan Kristus sangat diperlukan agar pengutusan ini dapat terjadi dalam damai. Dalam menjalankan amanat pengutusan itu tentu banyak tantangan seperti diremehkan, ditolak, dianiaya bahkan dibunuh seperti yang dialami oleh Rasul Paulus. Namun Allah memberikan jaminan keselamatan agar kita tetap dapat terus menjalani amanat Allah ini dengan sukacita (Yesaya 66:10-14) dan sudah sewajarnya kita bersyukur sebab Allah yang hidup pasti memulihkan. Allah yang telah memulihkan situasi bangsa Israel dari perbudakan ke pembebasan juga akan memulihkan situasi kita, situasi keluarga kita, situasi masyarakat dimana kita tinggal dan situasi negeri kita ke arah pembebasan (Mazmur 66:1-9).
Situasi kita sekarang membutuhkan pemulihan dimana-mana dan kapan saja. Hal-hal sederhana yang dapat kita lakukan untuk memulihkan yaitu ketika kita berinteraksi dengan orang-orang yang kini berada dekat dengan kita: maukah kita menjadi mata bagi mereka yang buta?, menjadi telinga bagi mereka yang tuli?, menjadi tongkat bagi mereka yang timpang? dan menjadi obor bagi mereka yang berada dalam kegelapan? Jangan katakan tidak atau tidak mampu, sebab Allah memberikan berkat-Nya pada kita untuk memperlengkapi kita agar kita sanggup menjalankan pengutusan dari-Nya dalam memulihkan sesama. Berkat yang Ia berikan untuk pengutusan ini sudah kita terima setiap hari Minggu sesaaat sebelum kita selesai beribadah. Saatnya sekarang berkat tersebut kita imani untuk melanjutkan karya-Nya yang memulihkan sesama. Tuhan Yesus memberkati.

Febrita Melati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar