Maria Magdalena: Kesetiaan Sang Pelacur
Lukas 7:36-50; Yohanes 12:1-8
Ketika kita mendengar nama "Maria Magdalena" apa yang pertama kali terlintas dalam pikiran kita? "Pelacur." Yah mungkin banyak dari antara kita yang menganggap bahwa Maria Magdalena adalah pelacur, tapi pelacur yang bertobat, seperti tema kita hari ini.
Jika kita membaca dua bahan bacaan kita hari ini, Lukas 7:36-50 dan Yohanes 12:1-8) kita tidak mendapati sama sekali nama Maria Magdalena ditulis di sana. Lukas hanya menulis "perempuan berdosa" dan Yohanes menulis "Maria" atau bisa disebut juga Maria dari Betania atau Maria Betania sama. Maria Magdalena artinya adalah Maria dari Magdala. Betania dan Magdala bukanlah tempat yang sama, jadi Maria Betania dan Maria Magdalena jelas dua perempuan yang berbeda.
Dua perikop kita hari ini sebenarnya sama sekali tidak menunjuk kepada Maria Magdalena sebagai pelacur, bahkan dua perikop itu sendiri pun tidak menuliskan sama sekali kata "pelacur" di dalamnya. Tapi, dua perikop itu juga yang telah melahirkan legenda tentang Maria Magdalena "Sang Pelacur." Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Pada abad kedua, Bapa Gereja Hippolytus menggambarkan Maria dan para Murid perempuan lainnya sebagai Mempelai Kristus, para perempuan setia yang menebus ketidaktaatan hawa. Santo Hippolytus bahkan memberikan Maria Magdalena gelar "Rasulnya para rasul" dan pamor Maria bersinar terang sampai abad kelima. Namun pada abad keenam, cerita Maria Magdalena sebagai pelacur baru beredar.
Paus Gregorius I yang memulai kisah tersebut, melalui khotbah Paska nya tahun 591. Dalam khotbah tersebut dia mengatakan, "Dia yang oleh Lukas dipanggil sebagai perempuan pendosa (Lukas 7:36-50), yang oleh Yohanes dipanggil Maria (Yohanes 12:1-8), kita yakin bahwa ini adalah Maria yang menurut Lukas dari dalam tubuhnya dikeluarkan tujuh roh jahat (Lukas 8:2). Dan apakah yang dilambangkan oleh ketujuh roh jahat tersebut, kalau bukan semua sifat buruk?"
Lalu dalam khotbah yang sama juga, Gregorius mengatakan, "Maria mengubah keburukan yang telah banyak diperbuatnya menjadi kebajikan-kebajikan untuk menebus dosa-dosanya dengan cara menjadi hamba Tuhan."
Dari sana lah lahir legenda Maria Magdalena sebagai pelacur yang setia atau pelacur yang bertobat. Bahkan Pemujaan terhadap Maria Magdalena menyebar di seluruh Prancis, dan patung-patung Maria disimpan di banyak gereja. Mereka menganggap Maria adalah mantan pelacur, tetapi sudah menebus dosanya melalui Kristus. Legenda ini semakin populer ketika dimasukkan dalam novel karangan Margaret Starbird yang berjudul "The Woman with the Alabaster Jar."
Lalu bagaimana kita menanggapi legenda tersebut? Jelas kita sudah tahu sekarang bahwa pendapat yang mengatakan Maria Magdalena sebagai pelacur adalah kesalahan tafsir yang dilakukan oleh Paus Gregorius I. Alkitab sama sekali tidak mengatakan apa-apa tentang Maria Magdalena sebagai seorang pelacur, Lukas hanya mengatakan Maria Magdalena sebagai perempuan yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat (Lukas 8:2). Maria Magdalena yang telah dibebaskan dari roh jahat itu setia melayani Yesus bahkan Yohanes 20:1-18 menceritakan Maria Magdalena sebagai murid yang mendatangi kubur Yesus dan menjadi saksi pertama kebangkitanNya.
Maria Magdalena yang dulu dikuasi roh jahat, kini berubah menjadi Maria sang pelayan Kristus yang setia. Oleh karena itu, tema hari ini mungkin bisa sedikit diganti menjadi "Maria Magdalena: Kesetiaan (yang dianggap) Sang Pelacur."
Dalam hidup mungkin kita juga dikuasai oleh banyak roh jahat: keroyalan, kerakusan, keserakahan, kemalasan, kemarahan, keirian, kesombongan dan lain sebagainya. Dan mungkin kita sudah berusaha untuk lepas dari roh-roh jahat itu tapi tetap juga tidak bisa. Dengan usaha kita sendiri, kita tidak bisa lepas dari roh-roh jahat itu.
Oleh karena itu, kita butuh kuasa Kristus. Kita butuh datang kepada Kristus agar dilepaskan dari roh-roh jahat itu seperti Maria Magdalena dilepaskan dari roh-roh jahat itu. Kita yang sudah dilepaskan dari roh-roh jahat itu, mari sama seperti Maria Magdalena, kita layani Yesus dengan setia.
Video
Maria Magdalena
Nuryanto Gracia
Lukas 7:36-50; Yohanes 12:1-8
Ketika kita mendengar nama "Maria Magdalena" apa yang pertama kali terlintas dalam pikiran kita? "Pelacur." Yah mungkin banyak dari antara kita yang menganggap bahwa Maria Magdalena adalah pelacur, tapi pelacur yang bertobat, seperti tema kita hari ini.
Jika kita membaca dua bahan bacaan kita hari ini, Lukas 7:36-50 dan Yohanes 12:1-8) kita tidak mendapati sama sekali nama Maria Magdalena ditulis di sana. Lukas hanya menulis "perempuan berdosa" dan Yohanes menulis "Maria" atau bisa disebut juga Maria dari Betania atau Maria Betania sama. Maria Magdalena artinya adalah Maria dari Magdala. Betania dan Magdala bukanlah tempat yang sama, jadi Maria Betania dan Maria Magdalena jelas dua perempuan yang berbeda.
Dua perikop kita hari ini sebenarnya sama sekali tidak menunjuk kepada Maria Magdalena sebagai pelacur, bahkan dua perikop itu sendiri pun tidak menuliskan sama sekali kata "pelacur" di dalamnya. Tapi, dua perikop itu juga yang telah melahirkan legenda tentang Maria Magdalena "Sang Pelacur." Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Pada abad kedua, Bapa Gereja Hippolytus menggambarkan Maria dan para Murid perempuan lainnya sebagai Mempelai Kristus, para perempuan setia yang menebus ketidaktaatan hawa. Santo Hippolytus bahkan memberikan Maria Magdalena gelar "Rasulnya para rasul" dan pamor Maria bersinar terang sampai abad kelima. Namun pada abad keenam, cerita Maria Magdalena sebagai pelacur baru beredar.
Paus Gregorius I yang memulai kisah tersebut, melalui khotbah Paska nya tahun 591. Dalam khotbah tersebut dia mengatakan, "Dia yang oleh Lukas dipanggil sebagai perempuan pendosa (Lukas 7:36-50), yang oleh Yohanes dipanggil Maria (Yohanes 12:1-8), kita yakin bahwa ini adalah Maria yang menurut Lukas dari dalam tubuhnya dikeluarkan tujuh roh jahat (Lukas 8:2). Dan apakah yang dilambangkan oleh ketujuh roh jahat tersebut, kalau bukan semua sifat buruk?"
Lalu dalam khotbah yang sama juga, Gregorius mengatakan, "Maria mengubah keburukan yang telah banyak diperbuatnya menjadi kebajikan-kebajikan untuk menebus dosa-dosanya dengan cara menjadi hamba Tuhan."
Dari sana lah lahir legenda Maria Magdalena sebagai pelacur yang setia atau pelacur yang bertobat. Bahkan Pemujaan terhadap Maria Magdalena menyebar di seluruh Prancis, dan patung-patung Maria disimpan di banyak gereja. Mereka menganggap Maria adalah mantan pelacur, tetapi sudah menebus dosanya melalui Kristus. Legenda ini semakin populer ketika dimasukkan dalam novel karangan Margaret Starbird yang berjudul "The Woman with the Alabaster Jar."
Lalu bagaimana kita menanggapi legenda tersebut? Jelas kita sudah tahu sekarang bahwa pendapat yang mengatakan Maria Magdalena sebagai pelacur adalah kesalahan tafsir yang dilakukan oleh Paus Gregorius I. Alkitab sama sekali tidak mengatakan apa-apa tentang Maria Magdalena sebagai seorang pelacur, Lukas hanya mengatakan Maria Magdalena sebagai perempuan yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat (Lukas 8:2). Maria Magdalena yang telah dibebaskan dari roh jahat itu setia melayani Yesus bahkan Yohanes 20:1-18 menceritakan Maria Magdalena sebagai murid yang mendatangi kubur Yesus dan menjadi saksi pertama kebangkitanNya.
Maria Magdalena yang dulu dikuasi roh jahat, kini berubah menjadi Maria sang pelayan Kristus yang setia. Oleh karena itu, tema hari ini mungkin bisa sedikit diganti menjadi "Maria Magdalena: Kesetiaan (yang dianggap) Sang Pelacur."
Dalam hidup mungkin kita juga dikuasai oleh banyak roh jahat: keroyalan, kerakusan, keserakahan, kemalasan, kemarahan, keirian, kesombongan dan lain sebagainya. Dan mungkin kita sudah berusaha untuk lepas dari roh-roh jahat itu tapi tetap juga tidak bisa. Dengan usaha kita sendiri, kita tidak bisa lepas dari roh-roh jahat itu.
Oleh karena itu, kita butuh kuasa Kristus. Kita butuh datang kepada Kristus agar dilepaskan dari roh-roh jahat itu seperti Maria Magdalena dilepaskan dari roh-roh jahat itu. Kita yang sudah dilepaskan dari roh-roh jahat itu, mari sama seperti Maria Magdalena, kita layani Yesus dengan setia.
Video
Maria Magdalena
Nuryanto Gracia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar