Kamis, 02 Januari 2014

CAMPUR TANGAN ALLAH DALAM KEHIDUPAN




CAMPUR TANGAN ALLAH DALAM KEHIDUPAN
YEREMIA 31:7-14; MAZMUR 147:12-20; EFESUS 1:3-14; YOHANES 1:1-18

Apakah Tuhan ada? Ada.
Kapan? Dahulu kala ketika dunia diciptakan.
Apakah itu berarti sekarang Tuhan tidak ada? Tidak ada.
Mengapa begitu? Setelah Tuhan menciptakan dunia, Dia meninggalkannya begitu saja seperti seorang tukang jam yang selesai membuat jam, dia tidak mengurusi jam itu lagi.
Lalu bagaimana keteraturan di dunia ini ada jika Tuhan tidak ikut campur tangan lagi dengan urusan dunia? Ketika Tuhan menciptakan dunia, Dia juga menciptakan hukum alam. Jadi dunia berjalan sesuai hukum alam. Jika manusia melanggar hukum alam, maka akan mengakibatkan kekacauan (chaos).

Itulah secuplik pemahaman Deisme tentang keberadaan Tuhan dan keikutsertaan Tuhan dalam dunia. Deisme adalah paham yang mengatakan Tuhan hanya ada di masa lampau. Dia tidak ada di masa kini. Dia tidak ikut campur sama sekali dengan urusan dunia.

Pemahaman ini sangat bertolak belakang dengan iman kristiani. Iman kristiani meyakini Tuhan kita adalah Tuhan yang terlibat aktif dalam kehidupan umatNya. Yeremia 31:7-14 menceritakan bagaimana Allah terlibat aktif dalam kehidupan mereka. Allah mengumpulkan, membawa, memimpin, menjaga, mengubah, menghibur, menyukakan dan memuaskan sisa-sisa Israel. Yohanes 1:1-18 bahkan menceritakan bagaimana Allah hadir dalam rupa manusia di dunia manusia. Tidak hanya itu, Allah yang dalam rupa manusia itu pun mau mati demi  menebus dosa manusia (Efesus 1:7).

Allah kita bukanlah seperti tukang jam yang setelah menyelesaikan pembuatan jamnya lalu meninggalkannya begitu saja. Allah kita seperti seorang Bapa dan Ibu yang sangat memperhatikan kehidupan dan pertumbuhan anak-anaknya. Dia selalu turut campur tangan dalam kehidupan kita. Satu tahun yang lalu Tuhan ikut campur tangan dalam kehidupan kita. Percayalah di tahun 2014 ini pun Tuhan pasti akan terus campur tangan. Dalam keadaan sesulit apapun, Tuhan pasti akan beserta kita. Dia tidak akan meninggalkan kita, sedetik pun.


Nuryanto Gracia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar