HUMOR: MENYEGARKAN JIWA
AMSAL 16:24
Apakah humor
merupakan suatu hal yang baik? Tidak juga. Loh mengapa begitu? Karena humor
terdiri dari berbagai macam jenis dan tidak semuanya baik dan membangun.
Berikut ini
beberapa jenis humor. Pertama humor parikena, isinya lelucon yang menyindir,
tapi tidak terlalu kasar. Humor ini biasanya dipakai seorang bawahan kepada
atasannya atau adik kelas kepada kakak kelas. Kedua, Satire, atau sinisme.
Berbeda dengan humor nomor satu, humor ini muatan ejekannya lebih dominan. Dasarnya
adalah kecenderungan memandang rendah orang lain. Ketiga, Pelesetan. Orang
Barat menyebutnya imitative atau parody. Isinya, memelesetkan
segala sesuatu yang populer sehingga nampak lucu dan mengundang tawa orang yang
melihatnya. Di Indonesia kita kenal band yang suka memelesetkan lagu-lagu
populer, namanya team-lo. Keempat, Slapstick, humor yang berkaitan
dengan nuansa fisik. Gigi maju, badan pendek, atau bibir “dower.” Kelima Olah
logika, jenis humor yang didasarkan pada gaya analisis, biasanya dipakai
oleh kalangan terdidik. Sekarang kita mengenalnya dengan standup comedy. Keenam ”Superioritas-inferioritas. Lelucon
ini muncul karena melihat cacat, kebodohan, atau kesalahan pihak lain. Ketujuh,
humor Seks. Humor yang menjurus keporno-pornoan, bahkan full porno.
Kedelapan, humor yang sekarang sedang berkembang pesat di beberapa stasiun
televisi yang besar, yaitu humor yang menggunakan benda-benda untuk
(seakan-akan menyakiti) orang lain. Kita bisa melihat contohnya dalam acara
opera van java yang awal-awal munculnya menarik perhatian kita dengan
menjatuhkan atau memukul orang lain dengan styrofoam. Selain itu ada
facebookers yang menuangkan bedak ke kepala orang lain. Yang sekarang baru saja
booming adalah YKS, benda apapun
digunakan di sana untuk membuat lucu seperti foam, es batu, balsam dsb.
Dari macam-macam
humor tersebut kita melihat bahwa ada humor yang membangun dan ada humor yang
menjatuhkan, karena merendahkan sesama manusia. Humor yang baik tidak hanya
sekadar lucu tapi juga membangun orang yang melihat dan mendengarnya. Sebagai
pengikut Kristus kita diajak untuk menghibur, bukan menjatuhkan. Jangan sampai humor yang kita sampaikan bukannya menyegarkan jiwa, justru mematahkan jiwa. Amsal 16:24
menuliskan, “Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi
hati dan obat bagi tulang-tulang.”
Nuryanto Gracia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar