ARTIFISIAL
MATIUS
15: 1-20
Opossum : Dari kita berempat, siapakah yang
paling pintar berpura-pura? Mungkinkah aku yang paling hebat? Aku jika sedang
ada mangsa yang mendekati maka aku akan berpura-pura mati.
Kumbang
rusa : Aku juga sama seperti kamu, aku
berpura-pura mati ketika pemangsa datang.
Burung
kedidi : Ah aku yang lebih hebat dong.
Ketika sarangku ketahuan musuh, aku akan berpura-pura kakiku patah untuk
menarik perhatian musuh lalu pergi menjauh dari sarang agar anak-anakku aman.
Burung
pemakan semut: Sepertinya sih aku yang lebih hebat dalam berpura-pura. Aku mampu membuat mangsaku takut dan kabur.
Burung
kedidi : Wah hebat! Bagaimana caranya?
Burung
pemakan semut: Aku merapat ke tanah sambil menaikkan leherku dan berpura-pura menjadi ular. Keren kan?
Burung
kedidi : Wah keren banget.
Opossum : Iya kamu keren, tapi dibandingkan
manusia, kamu masih kalah keren.
Burung
pemakan semut: Memangnya manusia berpura-pura seperti apa?
Opossum : Manusia ada yang berpura-pura taat
beribadah, memakai simbol-simbol beragama agar dikira orang baik, saleh dan
jujur, namun ternyata sering menyakiti hati orangtua, teman, dan orang
sekitarnya.
Di
atas adalah kritikan para binatang untuk manusia. Apakah kamu termasuk manusia
yang dikritik oleh binatang tersebut? Apakah kamu termasuk manusia artifisial,
yang hidupnya penuh kepalsuan dan kepura-puraan? Apakah kita termasuk manusia
yang memakai topeng lahiriah demi menutupi hati kita yang penuh kebusukan? Apakah
kita termasuk orang-orang farisi yang menutupi kebusukan hatinya dengan cuci
tangan (Matius 15: 1-20)? Ingatlah, Yesus mengatakan “Karena dari hati timbul
segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah
palsu dan hujat.” Oleh karena itu, hati kita lah yang pertama-tama harus dicuci
bukan tangan. Sudahkah kamu mencuci hatimu hari ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar