Rabu, 13 November 2013

ARTIFISIAL


ARTIFISIAL

MATIUS 15: 1-20

 

Opossum         : Dari kita berempat, siapakah yang paling pintar berpura-pura? Mungkinkah aku yang paling hebat? Aku jika sedang ada mangsa yang mendekati maka aku akan berpura-pura mati.

Kumbang rusa : Aku juga sama seperti kamu, aku berpura-pura mati ketika pemangsa datang.

Burung kedidi : Ah aku yang lebih hebat dong. Ketika sarangku ketahuan musuh, aku akan berpura-pura kakiku patah untuk menarik perhatian musuh lalu pergi menjauh dari sarang agar anak-anakku aman.

Burung pemakan semut: Sepertinya sih aku yang lebih hebat dalam berpura-pura. Aku       mampu membuat mangsaku takut dan kabur.

Burung kedidi : Wah hebat! Bagaimana caranya?

Burung pemakan semut: Aku merapat ke tanah sambil menaikkan leherku dan berpura-pura           menjadi ular. Keren kan?

Burung kedidi : Wah keren banget.

Opossum         : Iya kamu keren, tapi dibandingkan manusia, kamu masih kalah keren.

Burung pemakan semut: Memangnya manusia berpura-pura seperti apa?

Opossum         : Manusia ada yang berpura-pura taat beribadah, memakai simbol-simbol beragama agar dikira orang baik, saleh dan jujur, namun ternyata sering menyakiti hati orangtua, teman, dan orang sekitarnya.

Di atas adalah kritikan para binatang untuk manusia. Apakah kamu termasuk manusia yang dikritik oleh binatang tersebut? Apakah kamu termasuk manusia artifisial, yang hidupnya penuh kepalsuan dan kepura-puraan? Apakah kita termasuk manusia yang memakai topeng lahiriah demi menutupi hati kita yang penuh kebusukan? Apakah kita termasuk orang-orang farisi yang menutupi kebusukan hatinya dengan cuci tangan (Matius 15: 1-20)? Ingatlah, Yesus mengatakan “Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.” Oleh karena itu, hati kita lah yang pertama-tama harus dicuci bukan tangan. Sudahkah kamu mencuci hatimu hari ini?

 Nuryanto Gracia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar