Rabu, 30 Oktober 2013

PERJUMPAAN YANG MEMBAWA PEMBARUAN HIDUP


PERJUMPAAN YANG MEMBAWA PEMBARUAN HIDUP

Yesaya 1: 10-18; Mazmur 32:1-7; 2 Tesalonika 1:1-4, 11-12; Lukas 19: 1-10.

Ian Ridley dan Lawrence Boys, agak mabuk saat itu dan ingin makan, ketika sedang memesan makanan di Mayho Chinese Takeaway  mereka melihat tembok yang rusak yang bentuknya seperti gambar Yesus.





Sandra Clifford, seorang pilot asal San Fransisco, berhasil memotret penampakan gambar serupa Yesus Kristus di salah satu tebing di Pegunungan Moher, Irlandia.


Kenny Iddenden, terkejut ketika ia memindahkan kulkas dan menemukan wajah Yesus, pada dinding berjamur bagian belakang kulkas, menatap ke arahnya.



            Selain empat orang di atas, sebenarnya masih banyak lagi yang melihat penampakan Yesus. Orang yang melihat penampakan Yesus tersebut bisa jadi ada yang bertobat dan mengubah hidupnya tetapi mungkin tidak sedikit juga yang akhirnya menjadikan hal tersebut sebagai alat untuk cari sensasi. Ada yang menyebut saat di mana dia melihat penampakan wajah Yesus tersebut adalah saat dia mengalami perjumpaan dengan Yesus. Ada juga yang mengalami perjumpaan dengan Yesus bukan dengan melihat penampakan dengan Yesus tetapi langsung bertemu dengan Yesus di sorga. Mereka diangkat ke Surga, bertemu Yesus, lalu dikembalikan kembali ke bumi. Setelah perjumpaan tersebut, bisa jadi hidupnya berubah menjadi pribadi yang lebih baik atau justru jadi pribadi yang suka cari sensasi dengan menggembar-gemborkan pengalamannya tersebut. Andar Ismail menyebut mereka sebagai sensational society atau masyarakat yang senang hal-hal yang aneh. Baru mengalami perjumpaan dengan Tuhan setelah mengalami hal-hal aneh seperti penampakan wajah Yesus atau diangkat ke surga. Jika tidak mengalami hal aneh? Belum mengalami perjumpaan dengan Tuhan.

            Mereka yang termasuk sensational society bisa jadi setelah mengalami hal-hal aneh, mereka akan semakin rajin beribadah namun tujuannya bisa jadi juga adalah hanya untuk kepuasaan diri dan pamer kesalehan. Yesaya 1:10-15 mengkritik orang-orang yang beribadah hanya untuk kepuasan diri dan pamer kesalehan padahal kehidupan sehari-harinya penuh dengan kejahatan (ayat 13). Mereka rajin berdoa tetapi tangan mereka penuh darah (ayat 15).

            Hal ini berbeda dengan Zakheus yang dikisahkan dalam Lukas 19: 1-10. Perjumpaannya dengan Yesus justru membuat kehidupannya berubah. Lukas 19:8 mencatat perubahan tersebut. Zakheus mengatakan kepada Yesus, "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Perjumpaannya dengan Yesus membuat Zakheus menyadari kesalahannya yang telah memeras rakyat selama ini. Perjumpaan dengan Yesus seharusnya memang bukan membuat kita jadi orang yang suka pamer kesalehan tetapi justru membuat iman kita semakin bertambah dan kasih kita seorang akan yang lain semakin kuat (2 Tesalonika 1:3).

            Bagi kita yang mengaku telah berjumpa dengan Tuhan, namun kehidupan sehari-hari masih penuh dengan kejahatan, dengarkanlah seruan Yesaya 1:16-17, ”Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik.”

 

Nuryanto Gracia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar