KETERBUKAAN DALAM KELUARGA
EFESUS 5: 20-21, 6:1-4
“Kamu tahu apa? Dengarkan kata-kata orangtua! Orangtua tahu
yang terbaik untuk anaknya karena orangtua sudah banyak makan asam garam.”
Kalimat tersebut mungkin sering kita dengar keluar dari mulut orangtua kita
ketika kita sedang mengutarakan pendapat atau keinginan kita kepada orangtua
kita. Apalagi ketika berbicara tentang masa depan kita, orangtua seakan menjadi
orang yang paling tahu karena sudah memakan banyak asam garam sehingga berhak
menentukkan jalan hidup kita. Padahal kebanyakan makan garam bisa mengakibatkan
darah tinggi, betul ga? Jangan-jangan itu yang mengakibatkan orangtua kita suka
marah-marah?
Efesus 6:1 sering dijadikan ayat pendukung orangtua agar
anak anak-anak menaati orangtua mereka. Tetapi apakah ayat itu meminta kita
agar menaati semua yang diperintahkan orangtua kita? Tidak, bukan begitu.
Efesus 6:1 mengatakan secara lengkap, “taatilah orang tuamu di dalam Tuhan,”
dan Efesus 6:4 mengatakan, “didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.”
Jadi yang perlu ditaatilah adalah nasihat orangtua yang sejalan dengan firman
Tuhan. Jika nasihat mereka tidak sesuai dengan firman Tuhan, apakah itu artinya
kita boleh tidak sopan dengan mereka? Tidak, kita harus tetap menghormati
mereka karena Efesus 6:2 mengatakan,” Hormatilah ayahmu dan ibumu.”
Jadi yang dibutuhkan sekarang adalah keterbukaan dalam
keluarga. Orangtua mau mendengar pendapat anaknya tanpa menyudutkannya, dan
anak juga mau mendengarkan nasihat orangtuanya tanpa menyudutkannya. Pengalaman
orangtua kita tetap bisa dijadikan bahan pertimbangan.
Nuryanto Gracia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar