Rabu, 28 Agustus 2013

MENJADI PENGIKUT KRISTUS YANG RENDAH HATI DAN RAMAH TAMAH



MENJADI PENGIKUT KRISTUS YANG RENDAH HATI DAN RAMAH TAMAH
AMS 25:6-7; MZM 112; IBR 13:1-8, 15-16; LUK 14: 1,7-14
Zaman sekarang banyak sekali orang-orang yang rendah hati namun tanpa ketulusan. Rendah hati tanpa ketulusan sama saja dengan tinggi hati. Mereka berpikiran bahwa dengan rendah hati pasti banyak orang yang akan meninggikannya dan memujinya karena kerendahan hatinya. Istilah yang sekarang sedang gemar dipakai dalam politik adalah pencitraan, agar citranya baik maka bersikap rendah hatilah.
Orang Kristen juga banyak yang berusaha mencari pencitraan, karena dalam pikiran mereka ada perkataan Yesus yang dipahami secara salah, “Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan" (Luk 14:11). Mereka berpikiran jika mereka merendahkan diri pasti akan ditinggikan seperti yang Yesus katakan. Jadi mereka rendah hati dengan tujuan supaya ditinggikan.
Ditambah lagi jika mereka membaca Amsal 25:6-7 dan Lukas 14:7-10. Pendapat mereka seakan-akan seperti dibenarkan. Kedua bahan bacaan tersebut mempunyai kisah yang sama yaitu jangan  langsung duduk di tempat terhormat agar dikira orang terhormat, nanti justru kita akan dipermalukan karena bisa jadi tempat itu sudah ada yang punya. Duduklah di tempat yang paling rendah, nanti raja/tuan rumah mungkin akan memanggil kita untuk duduk di tempat yang terhormat dan kita pun akan dihormati oleh orang banyak. Setelah membaca kedua bahan bacaan tersebut mereka dengan yakin akan merendahkan diri, jika perlu serendah-rendahnya agar ditinggakan dan dihormati kelak. Apakah banyak orang-orang kristen seperti ini? Banyak, mungkin kita adalah salah satunya.
Kita lupa dengan kisah Yesus berikutnya dalam Lukas 14:12-14. Yesus mengisahkan jika kita mau mengadakan perjamuan, jangan mengundang sahabat-sahabat, saudara-saudara, kaum keluarga atau tetangga-tetangga yang kaya, karena mereka bisa membalas kebaikan kita, tapi undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepada kita. Dalam perikop ini Yesus mengajarkan kita tentang ketulusan. Jika mau rendah hati, rendah hatilah dengan tulus bukan karena mau ditinggikan dan dihormati. Begitu juga dengan ramah tamah. Jika ingin ramah-tamah, ramah-tamah lah dengan tulus bukan karena pencitraan seperti para tokoh politik. Pengikut Kristus adalah mereka yang rendah hati dan ramah-tamah dengan tulus, seperti Kristus.
Ketika kita ramah-tamah dengan tulus kepada orang lain, tanpa kita ketahui mungkin kita sedang beramah-tamah dengan para malaikat seperti yang dikatakan dalam Ibrani 13:2. Atau lebih jauh lagi, ketika kita sedang beramah-tamah dengan orang lain, sesungguhnya kita sedang beramah-tamah dengan Tuhan, seperti yang Yesus katakan dalam Matius 25: 31-46.
Maukah kita beramah-tamah dengan malaikat dan juga dengan Tuhan? Rendah hati dan ramah-tamah lah dengan tulus.

Nuryanto Gracia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar