Senin, 26 Agustus 2013

KASIH MEMBANGKITKAN DAN MENGHIDUPKAN HARAPAN



KASIH MEMBANGKITKAN DAN MENGHIDUPKAN HARAPAN
1 RAJ 17: 17-24, MZM 30, GAL 1: 11-24, LUK 7: 11-17
Saudara/i pernah mendengar tokoh bernama Naruto? Remaja dan pemuda sudah tidak asing lagi dengan tokoh ini. Naruto adalah seorang tokoh dalam kisah manga (komik jepang) berjudul “Naruto.” Naruto adalah seorang ninja yang sangat hebat dan pantang menyerah. Dia adalah pahlawan bagi desanya. Penduduk desa dan teman-temannya sesama ninja banyak yang sangat berharap padanya, padahal dahulu dikucilkan oleh seluruh penduduk desa.
Tidak ada seorang pun yang mau berteman dengannya karena di dalam dirinya ada seekor monster yang sangat ganas  bernama rubah berekor sembilan. Tiap hari Naruto dirundung kekecewaan, kesedihan dan kesepian. Lalu bagaimana sampai akhirnya  dia bisa menjadi ninja yang hebat dan sangat diharapkan oleh penduduk desanya? Karena kasih, ya karena kasih seorang guru yang membangkitkan dan menghidupkan harapannya. Guru tersebut bernama Iruka. Dia adalah satu-satunya orang yang mengasihi dan mengakui keberadaan Naruto.
Dalam 1 Raja-raja 17: 17-24 dan Lukas 7: 11-17, kita mendapatkan kisah tentang janda yang hilang harapan karena anak laki-lakinya meninggal.  Dalam kisah di 1 Raja-raja 17 kita memang tidak mendapatkan apakah anak tersebut laki-laki atau perempuan, namun dalam bahasa Inggris kata yang dipakai adalah “her son,” ini bukti anak tersebut adalah laki-laki. Baik pada zaman Elia maupun Yesus, anak laki-laki adalah tumpuan orang tuanya, apalagi mereka sudah janda. Jika anak laki-laki yang menjadi harapan mereka mati, maka itu artinya mati juga lah harapan mereka.
Rasa kasih dan kepedulian Elia dan Yesus membuat mereka tergerak untuk  menimbulkan kembali harapan janda tersebut yang telah tenggelam. Janda yang tadinya hilang harapan, kini setelah anaknya bangkit, harapan mereka pun bangkit kembali. Mereka pun memuliakan Tuhan (1Raj 17:24; Luk 7: 16). Siapakah yang telah membangkitkan dan menghidupkan kembali harapan para Janda tersebut? Allah. Allah kita memang Allah yang penuh kasih. Kasihnya membangkitkan dan menghidupkan harapan. Hal ini pun disaksikan oleh pemazmur dalam Mazmur 30:6 “Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.”  
Ada saatnya memang kita akan berduka, namun percayalah karena Allah itu murah hati dan pengasih, maka Dia pasti tidak akan membuat harapan kita hilang. Sama seperti Iruka, Elia dan Yesus yang membawa kasih Allah yang membangkitkan dan menghidupkan harapan tersebut, mari kita juga membawa kasih tersebut kepada diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita sehingga orang-orang yang hilang harapan bangkit dan hidup kembali. Hidup tanpa harapan sama saja dengan mati. Jangan biarkan itu terjadi.

Nuryanto Gracia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar