KASIH MEMBANGKITKAN DAN MENGHIDUPKAN HARAPAN
1 RAJ 17: 17-24, MZM 30, GAL 1: 11-24, LUK 7: 11-17
Saudara/i pernah mendengar tokoh bernama
Naruto? Remaja dan pemuda sudah tidak asing lagi dengan tokoh ini. Naruto
adalah seorang tokoh dalam kisah manga (komik jepang) berjudul “Naruto.” Naruto
adalah seorang ninja yang sangat hebat dan pantang menyerah. Dia adalah
pahlawan bagi desanya. Penduduk desa dan teman-temannya sesama ninja banyak
yang sangat berharap padanya, padahal dahulu dikucilkan oleh seluruh penduduk
desa.
Tidak ada seorang pun yang mau berteman
dengannya karena di dalam dirinya ada seekor monster yang sangat ganas bernama rubah berekor sembilan. Tiap hari
Naruto dirundung kekecewaan, kesedihan dan kesepian. Lalu bagaimana sampai
akhirnya dia bisa menjadi ninja yang
hebat dan sangat diharapkan oleh penduduk desanya? Karena kasih, ya karena
kasih seorang guru yang membangkitkan dan menghidupkan harapannya. Guru
tersebut bernama Iruka. Dia adalah satu-satunya orang yang mengasihi dan
mengakui keberadaan Naruto.
Dalam 1 Raja-raja 17: 17-24 dan Lukas 7:
11-17, kita mendapatkan kisah tentang janda yang hilang harapan karena anak
laki-lakinya meninggal. Dalam kisah di 1
Raja-raja 17 kita memang tidak mendapatkan apakah anak tersebut laki-laki atau
perempuan, namun dalam bahasa Inggris kata yang dipakai adalah “her son,” ini bukti anak tersebut adalah
laki-laki. Baik pada zaman Elia maupun Yesus, anak laki-laki adalah tumpuan
orang tuanya, apalagi mereka sudah janda. Jika anak laki-laki yang menjadi
harapan mereka mati, maka itu artinya mati juga lah harapan mereka.
Rasa kasih dan kepedulian Elia dan Yesus
membuat mereka tergerak untuk menimbulkan
kembali harapan janda tersebut yang telah tenggelam. Janda yang tadinya hilang
harapan, kini setelah anaknya bangkit, harapan mereka pun bangkit kembali.
Mereka pun memuliakan Tuhan (1Raj 17:24; Luk 7: 16). Siapakah yang telah
membangkitkan dan menghidupkan kembali harapan para Janda tersebut? Allah.
Allah kita memang Allah yang penuh kasih. Kasihnya membangkitkan dan
menghidupkan harapan. Hal ini pun disaksikan oleh pemazmur dalam Mazmur 30:6 “Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur
hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar
sorak-sorai.”
Ada saatnya memang kita akan berduka, namun
percayalah karena Allah itu murah hati dan pengasih, maka Dia pasti tidak akan
membuat harapan kita hilang. Sama seperti Iruka, Elia dan Yesus yang membawa
kasih Allah yang membangkitkan dan menghidupkan harapan tersebut, mari kita
juga membawa kasih tersebut kepada diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita
sehingga orang-orang yang hilang harapan bangkit dan hidup kembali. Hidup tanpa
harapan sama saja dengan mati. Jangan biarkan itu terjadi.
Nuryanto Gracia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar