MENEMBUS DAN
MENGATASI BATAS MENTAL
Ibrani 12:1-4
Apakah
di antara kita saat ini ada yang sedang menderita penyakit mental? Tidak?
Yakin? Setidaknya, dari setiap kita mungkin sedang mengidap satu dari dua
penyakit mental ini, yaitu mental superior atau mental inferior. Tidak percaya?
Ayo kita teliti.
Mental
superior adalah mereka yang merasa dirinya jauh lebih baik dari orang lain dan
orang lain lebih buruk bahkan lebih menjijikkan dari dirinya. Misalnya, kita
yang merupakan orang tionghoa akan
menganggap orang pribumi itu lebih rendah dari suku kita, bahkan kita
memberikan mereka panggilan yang sangat kasar yaitu “tiko” yang artinya babi
jantan atau ada juga yang bilang kakak babi atau babi hutan, apapun itu yang
jelas intinya mengatai orang non tionghoa “babi”. Begitu juga dengan orang
pribumi, menganggap keturunan tionghoa itu buruk, pelit dan licik. Berbicara tentang agama lain juga kita suka
begitu kan? Kita sering menganggap rekan kita dari Islam itu kasar dan tidak
bersahabat. Dalam dunia pelayanan dan pekerjaan juga begitu, kita selalu merasa
orang lain itu lebih buruk dari kita. Apakah kita menderita penyakit ini?
Mental
inferior adalah kebalikan dari mental superior, mereka merasa dirinya jauh
lebih buruk dan payah daripada orang lain. Mereka merasa dirinya orang yang
tidak berguna dan tidak berarti. Tidak mau mengerjakan apapun karena yakin
bahwa apa yang dikerjakan pasti tidak akan beres. Apakah kita menderita
penyakit ini?
Jika
kita tidak mengidap salah satu penyakit di atas, bersyukurlah berarti kita
sehat. Jika kita mengidap salah satunya, berhati-hatilah itu artinya kita sedang
mengidap penyakit mental. Kita harus segera menembus dan mengatasi batas mental
itu.
Untuk
yang bermental superior, perhatikanlah ini:
“Marilah kita melakukannya dengan mata
yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman
kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul
salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah
kanan takhta Allah” Ibrani 12:2.
Tuhan
kita bukanlah Tuhan yang memegahkan diri, melainkan Tuhan yang merendahkan diri
bagi umat-Nya. Dia adalah Tuhan “yang dengan mengabaikan kehinaan .“ Dia mau
menjadi hina dan merangkul yang hina demi kasihNya kepada manusia. Mengapa
justru kita yang menyombongkan diri dan menghina yang lain?
Untuk
yang bermental inferior, perhatikanlah ini:
“Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun
menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang
berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa” Ibrani 12:3.
Tuhan
berkorban luar biasa supaya kita tidak menjadi lemah dan putus asa. Jangan
sia-siakan pengorbanannya.
Mau
sembuh dari penyakit mental tersebut? Marilah kita selalu tertuju kepada
Kristus dan perhatikanlah semua hidup dan pengorbananNya untuk kita.
Nuryanto Gracia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar