Senin, 26 Agustus 2013

MENEMBUS DAN MENGATASI BATAS MENTAL (2)


MENEMBUS DAN MENGATASI BATAS MENTAL
Ibrani 12:1-4
Apakah di antara kita saat ini ada yang sedang menderita penyakit mental? Tidak? Yakin? Setidaknya, dari setiap kita mungkin sedang mengidap satu dari dua penyakit mental ini, yaitu mental superior atau mental inferior. Tidak percaya? Ayo kita teliti.
Mental superior adalah mereka yang merasa dirinya jauh lebih baik dari orang lain dan orang lain lebih buruk bahkan lebih menjijikkan dari dirinya. Misalnya, kita yang merupakan orang tionghoa  akan menganggap orang pribumi itu lebih rendah dari suku kita, bahkan kita memberikan mereka panggilan yang sangat kasar yaitu “tiko” yang artinya babi jantan atau ada juga yang bilang kakak babi atau babi hutan, apapun itu yang jelas intinya mengatai orang non tionghoa “babi”. Begitu juga dengan orang pribumi, menganggap keturunan tionghoa itu buruk, pelit dan licik.  Berbicara tentang agama lain juga kita suka begitu kan? Kita sering menganggap rekan kita dari Islam itu kasar dan tidak bersahabat. Dalam dunia pelayanan dan pekerjaan juga begitu, kita selalu merasa orang lain itu lebih buruk dari kita. Apakah kita menderita penyakit ini?
Mental inferior adalah kebalikan dari mental superior, mereka merasa dirinya jauh lebih buruk dan payah daripada orang lain. Mereka merasa dirinya orang yang tidak berguna dan tidak berarti. Tidak mau mengerjakan apapun karena yakin bahwa apa yang dikerjakan pasti tidak akan beres. Apakah kita menderita penyakit ini?
Jika kita tidak mengidap salah satu penyakit di atas, bersyukurlah berarti kita sehat. Jika kita mengidap salah satunya, berhati-hatilah itu artinya kita sedang mengidap penyakit mental. Kita harus segera menembus dan mengatasi batas mental itu.

Untuk yang bermental superior, perhatikanlah ini:
“Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah” Ibrani 12:2.

Tuhan kita bukanlah Tuhan yang memegahkan diri, melainkan Tuhan yang merendahkan diri bagi umat-Nya. Dia adalah Tuhan “yang dengan mengabaikan kehinaan .“ Dia mau menjadi hina dan merangkul yang hina demi kasihNya kepada manusia. Mengapa justru kita yang menyombongkan diri dan menghina yang lain?

Untuk yang bermental inferior, perhatikanlah ini:
“Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa” Ibrani 12:3.

Tuhan berkorban luar biasa supaya kita tidak menjadi lemah dan putus asa. Jangan sia-siakan pengorbanannya.

Mau sembuh dari penyakit mental tersebut? Marilah kita selalu tertuju kepada Kristus dan perhatikanlah semua hidup dan pengorbananNya untuk kita.



Nuryanto Gracia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar