LIFE IN JOURNEY, LIFE IN FAITH
MAT 9:18-26

Ada yang berpendapat bahwa dalam hidup itu yang penting adalah akhirnya. Bahkan karena itu juga banyak umat Kristen yang mengira bahwa kisah hidup Yesus yang paling penting adalah saat akhir hidupNya, yaitu di kayu salib. Remaja juga banyak yang berpikir seperti itu sehingga apapun dilakukan demi mendapat nilai yang bagus dan naik kelas, yang penting kan akhirnya. Benarkah pemikiran ini?

Coba sekarang bayangkan jika kita mau memakan rujak namun tidak memikirkan prosesnya dan hanya mementingkan akhirnya. Kita tidak perlu mengulek cabai, terasi, garam, kacang, asam. Kita makan itu semua satu persatu tanpa diulek terlebih dahulu terus baru makan buahnya satu persatu. Akhirnya semua makanan itu juga akan mengumpul dilambung, jadi diproses atau tidak hasil akhirnya kan sama.Begitukah? Apakah ada yang mau makan semua itu satu persatu tanpa diproses terlebih dahulu? Saya rasa tidak. Walaupun hasil akhirnya sama, namun prosesnya beda. Proses itu mempunyai kenikmatannya sendiri. Makanan yang diproses dengan yang tidak pasti rasanya beda, walaupun akhirnya sama. Hidup juga sama, walaupun nanti akhirnya sama-sama kita akan mati tapi proses kita menjalani hidup akan memengaruhi kita dalam menikmati hidup. 

Yesus pun melalui kehidupanNya menunjukkan bahwa hidupNya yang paling penting bukanlah hanya saat Dia mati tapi juga saat Dia menjalani kehidupan. Yesus juga menunjukkan bahwa yang paling penting dalam hidup bukan hanya akhirnya tetapi juga prosesnya. Dalam Mat 9: 18-26, kita melihat Yesus punya tujuan akhir yaitu ke rumah kepala rumah ibadat untuk menghidupkan kembali anak perempuannya yang meninggal. Dalam perjalanan, ada seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan memegang jubahNya. Jika Yesus hanya mementingkan tujuan akhir, maka Yesus tidak akan peduli dengan perempuan itu. Namun nyatanya Yesus sangat peduli dengan perempuan itu karena bagi Yesus hidup itu yang penting juga adalah prosesnya. Apa yang ditemui dalam perjalanan hidup, itu semua sangat penting. Apapun yang ditemui Yesus dalam perjalananNya, Dia selalu berusaha untuk berarti bagi mereka. Apakah kita pun begitu?

Apakah dalam perjalanan hidup, kita telah menjadi berkat bagi sekitar kita yang kita temui? Atau justru kita tidak peduli dengan itu semua karena bagi kita yang penting adalah tujuan akhir? Ingatlah "Life in journey, life in faith." Hidup dalam perjalanan, juga hidup di dalam iman. Iman kepada siapa? Iman kepada Kristus yang peduli dengan perjalanan hidupNya, bukan hanya pada akhir hidupNya.

Nuryanto Gracia