Kamis, 12 September 2013

YANG HILANG, YANG DICARI, YANG DIKASIHI



YANG HILANG, YANG DICARI, YANG DIKASIHI
KEL 32: 7-14; MZM 51:1-10; 1 TIM 1:12-17; LUK 15:1-10

Jika alkitab hilang atau ketinggalan, apakah kita akan mencarinya atau akan membeli yang baru? Kebanyakan akan menjawab membeli yang baru. Jika Handphone (HP), tablet atau laptop hilang, apakah kita akan mencarinya atau membeli yang baru? Kebanyakan akan menjawab mencarinya. Bahkan mencarinya sambil menangis karena takut tidak ketemu. Jika sampai tidak ketemu maka akan menangis sejadi-jadinya.

Sama-sama kehilangan namun reaksinya berbeda jauh karena benda yang hilang berbeda. Mengapa alkitab hilang kita biasa saja sedangkan HP, tablet atau laptop yang hilang kita akan sangat kehilangan? Ada beberapa faktor yang menyebabkannya yaitu harga, kegunaan dan prestise (gengsi, wibawa atau martabat).

Dari segi harga, alkitab harganya jauh di bawah harga HP. Dari segi kegunaan, hampir setiap saat kita membawa-bawa HP ke mana-mana dan bukan Alkitab yang kita bawa ke mana-mana. Dari segi prestise, lebih bergengsi ke mana-mana membawa Ipad/iphone dibandingkan membawa Alkitab ke mana-mana. Itulah kenapa kehilangan alkitab tampak biasa saja dibandingkan kehilangan HP, tablet atau laptop.

Ternyata tiga faktor tersebut tidak hanya digunakan oleh manusia untuk menilai barang, tetapi juga untuk menilai sesamanya, jika seseorang tidak berharga karena masa lalunya yang buruk, jika seseoranga ga berguna karena ga ada sesuatu yang bisa dia kerjakan dengan baik, dan jika seseorang tersebut tidak bisa menambah prestise kita ketika kita dekat dengannya maka kita cenderung akan mengabaikan orang itu. Namun jika orang tersebut berharga, berguna dan dapat menambah nilai prestise kita, maka kita akan terus menempel dengannya.

Hal itu juga yang mungkin ada dalam pikiran umat Israel dalam Keluaran 32:7-14. Musa yang ditunggu dan Tuhan yang diharapkan tidak lagi tampak berharga dan berguna. Ditunggu lama tidak kunjung datang, mereka pikir Musa mungkin sudah mati, menunggunya tidak lagi berguna jadi mereka membuat tuhan baru.

Jika cara berpikir manusia tersebut menjadi cara berpikir Tuhan, maka manusia dilihat dari tiga faktor tersebut tidak ada lebihnya sama sekali untuk Tuhan. Sejak jatuh dalam dosa, manusia tidak lagi berharga karena hidupnya hanya terus melakukan dosa, manusia tidak lagi berguna karena tidak ada satu pun tindakan manusia yang menyenangkan hati Tuhan, manusia tidak dapat membuat prestise Tuhan naik karena Tuhan sudah mulia sebelum manusia ada.

Bersyukurlah, Tuhan tidak menilai kita dari tiga faktor tersebut. Jika Tuhan menilai dari tiga faktor tersebut, maka kita sudah lama dilenyapkan dan Tuhan tinggal menciptakan manusia yang baru, seperti kita yang lebih memilih membeli alkitab baru dibandingkan mencari alkitab yang hilang.
Sekali lagi, bersyukurlah karena Tuhan kita tidak melenyapkan kita lalu mengganti dengan yang baru. Dia justru mencari kita seperti gembala dalam perumpamaan Yesus (Luk 15: 1-7) yang mencari domba hilang padahal cuma satu. Yesus turun tangan sendiri untuk mencari tiap kita yang terhilang karena terjerumus dalam lembah dosa yang nyaman namun mematikan.

Paulus pun menyadari hal tersebut, betapa Yesus mengasihinya. Yesus mencari Paulus yang dahulu penghujat, penganiaya dan ganas (1Tim 1:13). Paulus bahkan menyadari bahwa semua orang memang berdosa  dan Paulus merasa dirinya lah yang paling berdosa di antara mereka semua, namun Yesus justru mengasihani dan sabar terhadapnya (1 Tim 1:15-16).

Setidak berharga apapun kita karena masa lalu kita yang buruk, Tuhan tetap menghargai kita. Tuhan mencari kita. Tuhan bersedia memulihkan kita. Jangan lari menjauh dari Nya. Larilah mendekat kepelukanNya dan rasakan kehangatan cinta yang memulihkan.

Setidak berguna apapun kita, Tuhan mencari kita. Tuhan bersedia menemani dan menguatkan kita sehingga kita yang dahulu adalah orang yang tidak berguna akan diubahkan dan dimampukan menjadi orang yang berguna bagi Tuhan, diri sendiri dan sesama. Mau kah kita dipulihkan? Mau kah kita diubahkan?

Nuryanto Gracia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar