YANG
HILANG, YANG DICARI, YANG DIKASIHI
KEL
32: 7-14; MZM 51:1-10; 1 TIM 1:12-17; LUK 15:1-10
Jika alkitab hilang atau ketinggalan, apakah kita
akan mencarinya atau akan membeli yang baru? Kebanyakan akan menjawab membeli
yang baru. Jika Handphone (HP), tablet atau laptop hilang, apakah kita akan
mencarinya atau membeli yang baru? Kebanyakan akan menjawab mencarinya. Bahkan
mencarinya sambil menangis karena takut tidak ketemu. Jika sampai tidak ketemu
maka akan menangis sejadi-jadinya.
Sama-sama kehilangan namun reaksinya berbeda jauh
karena benda yang hilang berbeda. Mengapa alkitab hilang kita biasa saja
sedangkan HP, tablet atau laptop yang hilang kita akan sangat kehilangan? Ada
beberapa faktor yang menyebabkannya yaitu harga, kegunaan dan prestise (gengsi,
wibawa atau martabat).
Dari segi harga, alkitab harganya jauh di bawah
harga HP. Dari segi kegunaan, hampir setiap saat kita membawa-bawa HP ke
mana-mana dan bukan Alkitab yang kita bawa ke mana-mana. Dari segi prestise,
lebih bergengsi ke mana-mana membawa Ipad/iphone dibandingkan membawa Alkitab
ke mana-mana. Itulah kenapa kehilangan alkitab tampak biasa saja dibandingkan
kehilangan HP, tablet atau laptop.
Ternyata tiga faktor tersebut tidak hanya digunakan
oleh manusia untuk menilai barang, tetapi juga untuk menilai sesamanya, jika
seseorang tidak berharga karena masa lalunya yang buruk, jika seseoranga ga
berguna karena ga ada sesuatu yang bisa dia kerjakan dengan baik, dan jika
seseorang tersebut tidak bisa menambah prestise kita ketika kita dekat dengannya
maka kita cenderung akan mengabaikan orang itu. Namun jika orang tersebut
berharga, berguna dan dapat menambah nilai prestise kita, maka kita akan terus
menempel dengannya.
Hal itu juga yang mungkin ada dalam pikiran umat
Israel dalam Keluaran 32:7-14. Musa yang ditunggu dan Tuhan yang diharapkan
tidak lagi tampak berharga dan berguna. Ditunggu lama tidak kunjung datang,
mereka pikir Musa mungkin sudah mati, menunggunya tidak lagi berguna jadi
mereka membuat tuhan baru.
Jika cara berpikir manusia tersebut menjadi cara
berpikir Tuhan, maka manusia dilihat dari tiga faktor tersebut tidak ada
lebihnya sama sekali untuk Tuhan. Sejak jatuh dalam dosa, manusia tidak lagi
berharga karena hidupnya hanya terus melakukan dosa, manusia tidak lagi berguna
karena tidak ada satu pun tindakan manusia yang menyenangkan hati Tuhan,
manusia tidak dapat membuat prestise Tuhan naik karena Tuhan sudah mulia
sebelum manusia ada.
Bersyukurlah, Tuhan tidak menilai kita dari tiga
faktor tersebut. Jika Tuhan menilai dari tiga faktor tersebut, maka kita sudah
lama dilenyapkan dan Tuhan tinggal menciptakan manusia yang baru, seperti kita
yang lebih memilih membeli alkitab baru dibandingkan mencari alkitab yang
hilang.
Sekali lagi, bersyukurlah karena Tuhan kita tidak
melenyapkan kita lalu mengganti dengan yang baru. Dia justru mencari kita
seperti gembala dalam perumpamaan Yesus (Luk 15: 1-7) yang mencari domba hilang
padahal cuma satu. Yesus turun tangan sendiri untuk mencari tiap kita yang
terhilang karena terjerumus dalam lembah dosa yang nyaman namun mematikan.
Paulus pun menyadari hal tersebut, betapa Yesus
mengasihinya. Yesus mencari Paulus yang dahulu penghujat, penganiaya dan ganas
(1Tim 1:13). Paulus bahkan menyadari bahwa semua orang memang berdosa dan Paulus merasa dirinya lah yang paling
berdosa di antara mereka semua, namun Yesus justru mengasihani dan sabar
terhadapnya (1 Tim 1:15-16).
Setidak berharga apapun kita karena masa lalu kita
yang buruk, Tuhan tetap menghargai kita. Tuhan mencari kita. Tuhan bersedia
memulihkan kita. Jangan lari menjauh dari Nya. Larilah mendekat kepelukanNya
dan rasakan kehangatan cinta yang memulihkan.
Setidak berguna apapun kita, Tuhan mencari kita.
Tuhan bersedia menemani dan menguatkan kita sehingga kita yang dahulu adalah
orang yang tidak berguna akan diubahkan dan dimampukan menjadi orang yang
berguna bagi Tuhan, diri sendiri dan sesama. Mau kah kita dipulihkan? Mau kah
kita diubahkan?
Nuryanto Gracia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar