MELEPASKAN
MILIK UNTUK MENGIKUT TUHAN
UL
30: 15-20; MZM 1:1-6, FIL 1: 1-21; LUK :14-25-33
Bacaan minggu ini
dipenuhi dengan rentetan pilihan, sama seperti hidup kita yang dipenuhi oleh
rentetan pilihan. Tidak ada satu hari pun dalam hidup ini yang mengijinkan kita
untuk tidak memilih.
Ulangan 30:15 mengajak
kita memilih kehidupan dan keberuntungan atau kematian dan kecelakaan, “Ingatlah,
aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian
dan kecelakaan.” Memilih kehidupan dan keberuntungan konsekuensinya harus hidup
mengasihi Tuhan dan sesuai dengan jalan-Nya yang terkadang melelahkan dan tidak
menyenangkan tapi kita akan hidup dan beruntung. Tapi jika kita memilih
kematian dan kecelakaan, “maka aku memberitahukan kepadamu pada hari ini, bahwa
pastilah kamu akan binasa; tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau
pergi,” (Ul 30:18)
Paulus dalam Filemon
1:17 mengatakan “Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia
seperti aku sendiri.” Paulus memberikan pilihan kepada Filemon, mau menganggap Paulus
teman seimannya atau tidak? Jika iya, maka terimalah Onesimus seperti dia
menerima Paulus. Pilihan ini tampak mudah bagi kita yang membacanya dalam
kacamata dunia sekarang. Namun coba kita tempatkan dalam posisi Filemon saat
itu. Onesimus adalah budak yang dibeli oleh Filemon. Budak tidak bisa begitu
saja kabur dari tempat tuannya. Namun pada saat itu, Onesimus kabur dari tempat
Filemon. Bayangkan perasaan benci yang timbul dalam diri Filemon terhadap
Onesimus pada saat itu. Dalam keadaan benci seperti itu, Paulus meminta Filemon
mengampuninya dan menganggap Onesimus seperti Paulus. Jika Onesimus tidak kabur
saja, dia adalah budak. Tidak mungkin dia disamakan dengan Paulus. Ini ditambah
lagi dia seorang budak yang berusaha kabur dari tuannya dan harus diterima
seperti Filemon menerima Paulus. Pilihan yang sangat sulit.
Perhatikan juga kisah
Yesus dalam Lukas 14:25-33. Pada saat itu banyak orang mengikutinya. Seandainya
Yesus seorang politikus pada masa kini, ketika Yesus berpaling ke mereka maka
bunyi Lukas 14:26-27 tidak lah seperti sekarang, mungkin bunyinya akan menjadi “"Jikalau
seseorang memilih dan mengikut Aku, maka hidup bapanya, ibunya, isterinya,
anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan akan terjamin. Bahkan
nyawa bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki
atau perempuan akan aman. Hidupnya tidak akan pernah menderita.” Namun
sayangnya, Yesus bukanlah seorang politikus yang hanya bisa mengobral janji
muluk. Yesus justru memberikan pilihan sulit bagi orang-orang yang mau
mengikutNya. Oleh karena itu lah, dalam Luk 14:26-27 Yesus mengatakan, “Jikalau
seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya,
anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya
sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya
dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” Ditambah lagi ayat 33 Yesus
mengatakan, “Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak
melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.”
Yesus memberikan
pilihan mau ikut Dia atau tidak? Jika mau ikut Dia maka kita harus miseo. Miseo adalah kata Yunani yang
diterjemahkan oleh LAI dengan “membenci” pada ayat 26. Miseo dapat juga diartikan “menghormati dengan kasih sayang yang
lebih sedikit” atau “mengasihi atau menghargai lebih sedikit.” Itu artinya jika
ingin mengikut Yesus rasa sayang dan hormat kita harus jauh “lebih banyak”
kepada Yesus dibandingkan dengan keluarga kita. Jika sekarang kita begitu
sayang dan hormat dengan keluarga kita, maka dengan Yesus harus jauh lebih dari
itu.
Dari bacaan kesatu
hingga yang ketiga, kita diperhadapkan pada pilihan yang teramat sulit. Maukah
kita memilih kehidupan dan keberuntungan? Maukah kita memperlakukan orang yang
paling hina dan paling kita benci seperti kita memperlakukan orang yang kita
hormati dan kasihi? Mau kah kita mengikut Yesus dengan kasih dan hormat yang jauh
“lebih banyak” dari rasa kasih dan hormat kita kepada keluarga kita?
Berat memang
pilihannya, namun pemazmur mengatakan berbahagialah kita yang memilih semua
itu, yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di
jalan orang berdosa (Mzm 1:1), karena hidup kita seperti pohon, yang ditanam di
tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu
daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil (Mzm 1:3).
Nuryanto Gracia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar