MENGENDALIKAN HAWA NAFSU
1 Tesalonika 4: 1-8
Manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas. Keinginan
matanya lebih luas daripada kemampuan matanya memandang. Kemauan makannya lebih
banyak daripada kemampuan lambungnya untuk menampung. Kemauan mendengarnya
lebih banyak daripada kemampuan daun telinganya untuk menangkap. Kemauan mengumpulkan
hartanya lebih banyak dibandingkan kemampuan tangannya untuk menggenggam. Gunungan
uang, rimbunan harta, lautan makanan ataupun jutaan pujian, tidak pernah
membuat manusia puas. Itulah kenapa hawa nafsu perlu dikendalikan. Dengan apa? Dengan
memberikan batasan-batasan.
Tidak ada yang salah dengan nafsu, namun jadi salah ketika kita
tidak mampu mengendalikannya atau tidak memberikan batasan. Misalnya ketika
kita tidak bisa mengendalikan nafsu makan, Amsal 23:2 mengatakan, “Taruhlah
sebuah pisau pada lehermu, bila besar nafsumu!” Dalam hal makan saja kita harus
mengendalikan nafsu, begitu juga seharusnya ketika berpacaran.
Pertama kali genggaman tangan rasanya seperti naik mobil
limousin, menyenang sekali , tapi sebulan kemudian pasti ingin lebih dari itu,
ciuman pipi. Pertama kali ciuman pipi rasanya seperti terbang naik sapu Harrypotter, menyenangkan sekali, tapi
sebulan kemudian ingin lebih dari itu, ciuman bibir. Pertama kali ciuman bibir rasanya
seperti naik roket ke bulan, tapi sebulan kemudian ingin lebih dari itu, hingga
akhirnya melakukan hubungan seks sebelum nikah. Pertama kali melakukan hubungan
seks rasanya seperti naik Curiosity rover
(kendaraan yang sekarang sedang dipakai untuk meneliti planet Mars), menyenangkan luar biasa, tapi setahun
kemudian mungkin sudah membosankan dan akhirnya si cowok akan mencari cewek
baru atau mungkin sebaliknya, si cewek yang mencari cowok baru.
Dalam 1 Tesalonika
4:3-5 mengajarkan bagaimana cara mengendalikan nafsu seksual, yaitu
dengan menjauhi percabulan dan mengambil seorang perempuan (saja) untuk menjadi
isteri dan hidup dalam pengudusan dan penghormatan. Tidak hanya sekadar hidup
kudus, Paulus juga menasihatkan untuk hidup dalam penghormatan. Ketika kita
berpacaran, hormatilah pacar kita selayaknya manusia yang harus dicintai bukan
barang pemuas kebutuhan.
Nuryanto Gracia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar