PERJUMPAAN
YANG MEMBAWA PEMBARUAN HIDUP
Yesaya
1: 10-18; Mazmur 32:1-7; 2 Tesalonika 1:1-4, 11-12; Lukas 19: 1-10.
Ian Ridley dan Lawrence
Boys, agak mabuk saat itu dan ingin makan, ketika sedang memesan makanan di
Mayho Chinese Takeaway mereka melihat
tembok yang rusak yang bentuknya seperti gambar Yesus.
Sandra
Clifford, seorang pilot asal San Fransisco, berhasil memotret penampakan gambar
serupa Yesus Kristus di salah satu tebing di Pegunungan Moher, Irlandia.
Kenny Iddenden, terkejut ketika ia memindahkan kulkas dan menemukan wajah
Yesus,
pada dinding berjamur bagian belakang kulkas,
menatap ke arahnya.
Selain
empat orang di atas, sebenarnya masih banyak lagi yang melihat penampakan
Yesus. Orang yang melihat penampakan Yesus tersebut bisa jadi ada yang bertobat
dan mengubah hidupnya tetapi mungkin tidak sedikit juga yang akhirnya
menjadikan hal tersebut sebagai alat untuk cari sensasi. Ada yang menyebut saat
di mana dia melihat penampakan wajah Yesus tersebut adalah saat dia mengalami
perjumpaan dengan Yesus. Ada juga yang mengalami perjumpaan dengan Yesus bukan
dengan melihat penampakan dengan Yesus tetapi langsung bertemu dengan Yesus di
sorga. Mereka diangkat ke Surga, bertemu Yesus, lalu dikembalikan kembali ke
bumi. Setelah perjumpaan tersebut, bisa jadi hidupnya berubah menjadi pribadi
yang lebih baik atau justru jadi pribadi yang suka cari sensasi dengan
menggembar-gemborkan pengalamannya tersebut. Andar Ismail menyebut mereka
sebagai sensational society atau
masyarakat yang senang hal-hal yang aneh. Baru mengalami perjumpaan dengan
Tuhan setelah mengalami hal-hal aneh seperti penampakan wajah Yesus atau
diangkat ke surga. Jika tidak mengalami hal aneh? Belum mengalami perjumpaan
dengan Tuhan.
Mereka
yang termasuk sensational society
bisa jadi setelah mengalami hal-hal aneh, mereka akan semakin rajin beribadah
namun tujuannya bisa jadi juga adalah hanya untuk kepuasaan diri dan pamer
kesalehan. Yesaya 1:10-15 mengkritik orang-orang yang beribadah hanya untuk
kepuasan diri dan pamer kesalehan padahal kehidupan sehari-harinya penuh dengan
kejahatan (ayat 13). Mereka rajin berdoa tetapi tangan mereka penuh darah (ayat
15).
Hal
ini berbeda dengan Zakheus yang dikisahkan dalam Lukas 19: 1-10. Perjumpaannya
dengan Yesus justru membuat kehidupannya berubah. Lukas 19:8 mencatat perubahan
tersebut. Zakheus mengatakan kepada Yesus, "Tuhan, setengah dari milikku
akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari
seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Perjumpaannya dengan Yesus
membuat Zakheus menyadari kesalahannya yang telah memeras rakyat selama ini. Perjumpaan
dengan Yesus seharusnya memang bukan membuat kita jadi orang yang suka pamer
kesalehan tetapi justru membuat iman kita semakin bertambah dan kasih kita
seorang akan yang lain semakin kuat (2 Tesalonika 1:3).
Bagi
kita yang mengaku telah berjumpa dengan Tuhan, namun kehidupan sehari-hari
masih penuh dengan kejahatan, dengarkanlah seruan Yesaya 1:16-17, ”Basuhlah,
bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan
mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik.”
Nuryanto Gracia