Jumat, 06 Desember 2013

MALU PUN DITUTUP DAN DIHAPUS


MALU PUN DITUTUP DAN DIHAPUS

LUKAS 1: 26-38

Ada yang mengatakan bahwa budaya malu harus ditumbuhkan di dalam diri generasi muda sekarang. Namun ada yang perlu diperhatikan, tidak semua rasa malu harus ditumbuhkan. Setidaknya ada tiga macam rasa malu.

Pertama, malu karena berbuat salah. Malu yang pertama ini memang patut ditumbuhkan sehingga kita tidak akan mengulangi kesalahan yang sama ataupun melakukan kesalahan yang lainnya. Kedua, malu yang berhubungan dengan nilai-nilai kesopanan. Malu yang kedua ini juga patut kita tumbuhkan. Rasa malu ini akan membuat kita tahu berperilaku di tengah masyarakat. Remaja sekarang hampir kehilangan rasa malu ini. Banyak remaja sekarang yang sudah tidak malu lagi berciuman bibir di tengah jalan, mengenakan pakaian super ketat dan pendek di area publik, berkata-kata kotor dan kasar, dan lain sebagainya. Ketiga, malu karena merasa diri hina. Nah malu yang ini tidak perlu dikembangkan. Jika perlu dihilangkan dan diobati. Mengapa?

Rasa malu karena merasa diri kita hina membuat kita jadi tidak percaya diri, dan membuat kita merasa bahwa diri kita tidak berarti. Kita jadi tidak berani berteman, akhirnya kita pun menutup diri dan anti sosial. Rasa malu yang seperti ini harus segera diobati dan dihilangkan.

Banyak hal yang membuat seseorang menganggap dirinya hina. Bisa karena luka masa lalu, didikan orangtua yang selalu membanding-bandingkan dan menjelekkan anaknya, dan bisa juga karena pandangan orang-orang sekitar tentang kita.

Jika kita mempunyai teman yang seperti itu, bantulah dia mengobati dan menghilangkan rasa hina dalam dirinya dengan menunjukkan bahwa mereka berharga bagi kita. Jika kita yang dalam posisi tersebut, ingatlah bahwa Allah begitu mengasihi dan menghargai kita. Zakharia pun menyadari hal tersebut ketika isterinya yang dicap mandul ternyata bisa hamil, sehingga dia mengatakan "Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang" (Lukas 1:25). Elisabet, istri Zakaria yang mandul itu pun akhirnya hamil juga, karena tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. (Lukas 1: 36-37). Tuhan mampu membuat yang hina jadi berguna.

Nuryanto Gracia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar