RAHAB
(Yos 2: 1-24, Mat 1: 5)
Bagaimana
reaksi kita ketika ada pemulung yang ikut kebaktian di gereja, dengan pakaian
tidak seindah dan seharum kita? Mungkinkah kita jijik dan terusik dengan
kehadiran mereka? Bagaimana reaksi kita ketika ada waria yang beribadah bersama
dengan kita? Mungkinkah kita jijik dan terusik dengan kehadiran mereka?
Bagaimana jika ada seorang pelacur yang hadir dalam kegiatan gereja
bersama-sama dengan kita? Mungkinkah kita jijik dan terusik? Mungkinkah kita
akan menghakimi mereka dengan berpikiran bahwa mereka adalah orang-orang
munafik yang pagi ke gereja tapi malam berzinah?
Mungkin
banyak di antara kita yang tidak dapat menerima kehadiran mereka. Kita
menganggap mereka adalah kaum hina yang menjijikkan dan tidak layak beribadah
bersama dengan kita. Mungkin kita masih bisa mentolerir pemulung. Bagi kita,
pemulung hanya kotor bajunya. Jadi tidak masalah, asalkan lain kali dia mau
membersikan tubuhnya setiap akan pergi ke gereja. Namun kita mungkin tidak bisa
mentolerir kehadiran waria dan pelacur di dalam gereja kita, karena mereka
bukan kotor bajunya tapi kotor hatinya. Yah, mungkin banyak di antara kita yang
berpikiran seperti itu.
Mungkin
masih banyak di antara kita yang tidak bisa menerima orang hina dan penuh dosa
untuk ikut beribadah di gereja kita. Namun, Yesus yang kita sembah, ternyata
berbeda dengan kita. Dia justru merangkul pelacur untuk dijadikan nenek
moyangnya. Pelacur itu bernama Rahab (Matius 1:5). Pelacur itu Dia rangkul
untuk menjadi bagian dalam karya penyelamatan umat manusia.
Apa
yang telah pelacur itu lakukan sehingga Yesus merangkulnya? Bukan sebuah
perkara yang sangat besar mungkin di mata kita. Dia tidak menobatkan 3000 orang
seperti Petrus. Dia tidak membelah laut Teberau seperti Musa. Dia tidak
menyembuhkan banyak orang seperti Yesus. Dia hanya menyembunyikan dan
menyelamatkan mata-mata Israel yang datang ke Kanaan. Tindakan itu dilakukan
atas dasar imannya kepada Allah Israel. Dia percaya terhadap kuasa Allah Israel
dan karenanya itu dia memohon belas kasihan dan penyelamatan dari Allah Israel
(Yosua 2:9-13). Atas tindakannya dan atas imannya pula, Allah menyelamatkan dia berserta keluarganya
(Yosua 6:25).
Setelah itu, pelacur itu pun hidup
bersama-sama dengan orang Israel dan mengalami perubahan hidup. Dia tidak lagi
jadi pelacur. Dia menikah dengan seorang pria bernama Salmon (Rut 4:21; Matius
1:5). Yesus menerima pelacur, yang dianggap hina oleh sekitar. Penerimaan itu
membuahkan perubahan dan pertobatan.
Siapapun bisa berubah, siapapun bisa
diselamatkan, siapapun bisa dipakai oleh Allah, bahkan orang paling hina
sekalipun. Oleh karena itu, jangan menghakimi orang yang hina, terima mereka,
rangkullah mereka. Penerimaan membawa kepada perubahan dan pertobatan.
Nuryanto Gracia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar