ZAKHARIA MENCARI TUHAN
LUKAS 1: 67-79
Pernahkah teman-teman berpikir
apakah pendeta, pengkhotbah atau pemberita injil pernah ragu kepada kuasa
Tuhan? Mereka yang menceritakan kebesaran Tuhan tapi mereka sendiri yang tidak
merasakannya. Mereka yang mengabarkan bahwa Tuhan Mahakuasa tapi mereka sendiri
yang tidak percaya akan hal tersebut. Pernahkah teman-teman memikirkan hal
tersebut? Jika tidak pernah, saya beri pertanyaan lain. Menurut teman-teman,
apakah mereka pernah mengalami hal-hal seperti yang disebutkan di atas?
Ya,
kemungkinan besar mereka pun pernah mengalami hal tersebut. Mungkin ada saatnya
mereka ragu akan kuasa Tuhan dan tidak dapat merasakan kebesaran Tuhan dalam
hidup mereka. Itu juga yang dialami oleh Zakharia. Zakharia adalah seorang imam
yang sehari-harinya bertugas di Bait Allah mempersembahkan korban dan menjadi
perantara antara Allah dan umatNya. Namun dia tidak percaya ketika malaikat
Gabriel mengatakan bahwa doanya telah terkabul, istrinya akan melahirnya
seorang anak laki-laki. Zakharia ragu akan kabar tersebut. Baginya tidak
mungkin istrinya yang sudah tua dan mandul itu dapat mengandung dan melahirkan
anak. Karena ketidakpercayaannya itu, Zakharia dibuat bisu sampai apa yang
disampaikan oleh malaikat itu terjadi (Lukas 1: 5-23).
Namun
Zakharia selama dalam kebisuannya, dia terus merenungkan perbuatan-perbuatan
Tuhan dalam hidupnya. Bahkan dia percaya penuh kepada Tuhan, hal ini dapat kita
lihat ketika diminta memberi nama anaknya, dalam kebisuan dia menuliskan nama
anaknya seperti yang dikatakan malaikat Gabriel, yaitu Yohanes (Luk 1:13, 63). Padahal
di antara sanak saudaranya tidak ada yang bernama seperti itu, tetapi Zakharia
dengan penuh kesungguhan mematuhi perintah tersebut.
Ketika
mulutnya dapat berbicara lagi pun, dia tidak bersumpah serapah atau berceracau
tidak jelas. Dia pertama-tama memuji Tuhan dengan puji-pujian yang kita bisa
baca di Lukas 1: 67-69. Puji-pujian yang penuh penghayatan iman.
Mungkin
ada saatnya kita ragu akan kuasa Tuhan. Dalam keraguan itu, teruslah mencari
Tuhan, jangan kabur. Ingat kembali semua perbuatan Tuhan dalam hidup kita
selama ini. Lihatlah, suatu saat nanti, kita pasti akan memuji Tuhan seperti
Zakharia.
Nuryanto Gracia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar