Kamis, 12 Desember 2013

ZAKHARIA MENCARI TUHAN



ZAKHARIA MENCARI TUHAN
LUKAS 1: 67-79
Pernahkah teman-teman berpikir apakah pendeta, pengkhotbah atau pemberita injil pernah ragu kepada kuasa Tuhan? Mereka yang menceritakan kebesaran Tuhan tapi mereka sendiri yang tidak merasakannya. Mereka yang mengabarkan bahwa Tuhan Mahakuasa tapi mereka sendiri yang tidak percaya akan hal tersebut. Pernahkah teman-teman memikirkan hal tersebut? Jika tidak pernah, saya beri pertanyaan lain. Menurut teman-teman, apakah mereka pernah mengalami hal-hal seperti yang disebutkan di atas?
                Ya, kemungkinan besar mereka pun pernah mengalami hal tersebut. Mungkin ada saatnya mereka ragu akan kuasa Tuhan dan tidak dapat merasakan kebesaran Tuhan dalam hidup mereka. Itu juga yang dialami oleh Zakharia. Zakharia adalah seorang imam yang sehari-harinya bertugas di Bait Allah mempersembahkan korban dan menjadi perantara antara Allah dan umatNya. Namun dia tidak percaya ketika malaikat Gabriel mengatakan bahwa doanya telah terkabul, istrinya akan melahirnya seorang anak laki-laki. Zakharia ragu akan kabar tersebut. Baginya tidak mungkin istrinya yang sudah tua dan mandul itu dapat mengandung dan melahirkan anak. Karena ketidakpercayaannya itu, Zakharia dibuat bisu sampai apa yang disampaikan oleh malaikat itu terjadi (Lukas 1: 5-23).
                Namun Zakharia selama dalam kebisuannya, dia terus merenungkan perbuatan-perbuatan Tuhan dalam hidupnya. Bahkan dia percaya penuh kepada Tuhan, hal ini dapat kita lihat ketika diminta memberi nama anaknya, dalam kebisuan dia menuliskan nama anaknya seperti yang dikatakan malaikat Gabriel, yaitu Yohanes (Luk 1:13, 63). Padahal di antara sanak saudaranya tidak ada yang bernama seperti itu, tetapi Zakharia dengan penuh kesungguhan mematuhi perintah tersebut.
                Ketika mulutnya dapat berbicara lagi pun, dia tidak bersumpah serapah atau berceracau tidak jelas. Dia pertama-tama memuji Tuhan dengan puji-pujian yang kita bisa baca di Lukas 1: 67-69. Puji-pujian yang penuh penghayatan iman.
                Mungkin ada saatnya kita ragu akan kuasa Tuhan. Dalam keraguan itu, teruslah mencari Tuhan, jangan kabur. Ingat kembali semua perbuatan Tuhan dalam hidup kita selama ini. Lihatlah, suatu saat nanti, kita pasti akan memuji Tuhan seperti Zakharia.

Nuryanto Gracia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar