Kamis, 12 Desember 2013

RUT

RUT
RUT 3: 1-18; MATIUS 1:5
Seorang Muslim menjadi pemimpin paduan suara gereja, mungkinkah?
Suatu Minggu dalam rangka Paska, dirigen paduan suara GKI Samanhudi berhalangan hadir. Tidak ada yang bisa menggantikannya, kecuali seorang pelatih angklung yang selama ini selalu berlatih bersama dengan paduan suara. Namun pelatih tersebut adalah seorang Muslim, bermasalahkah? Ternyata tidak. Dia memimpin paduan suara dengan baik dan dengan penuh penghayatan. Kisah ini diceritakan oleh Andar Ismail dalam bukunya “Selamat Berkerabat.”
Mungkin selama ini kita dengan angkuhnya berpendapat bahwa Tuhan hanya akan memakai orang-orang Kristen untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan di muka bumi, karena hanya agama Kristen yang baik sedangkan agama lain jahat. Namun dari kisah di atas kita belajar bahwa pelatih angklung itu Tuhan rangkul untuk ikut ambil bagian dalam pekerjaan Tuhan. Bahkan bacaan Alkitab kita saat ini pun menceritakan bahwa Tuhan juga merangkul orang asing yang bukan berasal dari umat pilihan Allah untuk terlibat dalam karya penyelamatan Allah.
Orang Israel sama seperti kebanyakan dari kita saat ini, begitu sombong dan angkuh merasa bahwa keselamatan hanya milik mereka, bangsa lain tidak berhak mendapatkan keselamatan tersebut. Bangsa lain tidak akan Tuhan pakai untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk membawakan damai sejahtera Allah di bumi. Namun kisah Rut mendobrak pemahaman tersebut.
Rut berasal dari Moab. Orang Moab menyembah berhala dan merupakan musuh bangsa Israel. Bahkan Ulangan 23: 3-6 begitu kerasnya melarang bangsa Moab masuk ke dalam jemaah Tuhan bahkan umat Israel dilarang untuk mengikhtiarkan kesejahteraan dan kebahagiaan mereka sampai selama-lamanya. Namun bangsa yang begitu dibenci oleh Israel , ternyata Tuhan pakai tidak hanya untuk mendapatkan berkat tetapi juga menyampaikan berkat Tuhan pertama-tama bagi mertuanya melalui kesetiaannya (Rut 1:16-17) dan kasihnya kepada mertuanya. Rut bersedia memungut bulir-bulir jelai untuk dia dan mertuanya (Rut 2:2). Rut juga bersedia melakukan segala yang dikatakan mertuanya (Rut 3:5). Mertuanya meminta Rut untuk menikah kembali. Dengan menikah kembali, Rut akan mendapatkan perlindungan, tidak hanya itu tetapi Naomi dan seluruh keluarga Elimelekh (suami Naomi) juga akan mendapatkan jaminan hidup. Bahkan tanah pusaka milik suami Naomi akan ditebus.
Setelah melalui proses perundingan dengan saudara-saudara terdekat dari Naomi, akhirnya Boas yang menjadi penebus bagi Naomi dan yang akhirnya juga menikahi Rut. Naomi mendapatkan kembali tanah pusakanya sekaligus juga mendapatkan seorang cucu laki-laki dari Rut dan Boas (Rut 4:13). Para perempuan memuji Rut, mereka menyebut Rut lebih berharga dari tujuh anak laki-laki (Rut 4:15). Seorang Moab yang tertolak, Tuhan rangkul dan pakai untuk menjadi alat Tuhan yang luar biasa. Bahkan yang lebih luar biasa lagi, Tuhan memakai Rut untuk menjadi nenek moyang Yesus, Sang Penyelamat dunia (Matius 1:5).
Kita memang tidak bisa menebak rencana Tuhan. Kita memang tidak bisa menebak siapa yang Tuhan mau pakai untuk melakukan pekerjaanNya. Dari Rut  dan pelatih angklung GKI Samanhudi kita belajar bahwa Tuhan bisa memakai siapapun, apapun latar belakang status sosial, budaya, bahkan agama mereka. Oleh karena itu, kita perlu menumbuhkan rasa kekeluargaan bukan hanya dengan rekan-rekan kita yang seagama dengan kita, tetapi juga dengan rekan-rekan yang berbeda agama.
Andar Ismail bertanya pada akhir kisahnya, “Daripada saling mencurigai dan saling mendengki, bukankah lebih bermanfaat jika semua kelompok agama yang berbeda itu saling menghormati dan menghargai untuk hidup bersama dan bekerjasama?”

Nuryanto Gracia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar