RUT
RUT 3: 1-18; MATIUS 1:5
Seorang
Muslim menjadi pemimpin paduan suara gereja, mungkinkah?
Suatu
Minggu dalam rangka Paska, dirigen paduan suara GKI Samanhudi berhalangan
hadir. Tidak ada yang bisa menggantikannya, kecuali seorang pelatih angklung
yang selama ini selalu berlatih bersama dengan paduan suara. Namun pelatih
tersebut adalah seorang Muslim, bermasalahkah? Ternyata tidak. Dia memimpin
paduan suara dengan baik dan dengan penuh penghayatan. Kisah ini diceritakan
oleh Andar Ismail dalam bukunya “Selamat Berkerabat.”
Mungkin
selama ini kita dengan angkuhnya berpendapat bahwa Tuhan hanya akan memakai
orang-orang Kristen untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan di muka bumi,
karena hanya agama Kristen yang baik sedangkan agama lain jahat. Namun dari kisah
di atas kita belajar bahwa pelatih angklung itu Tuhan rangkul untuk ikut ambil
bagian dalam pekerjaan Tuhan. Bahkan bacaan Alkitab kita saat ini pun
menceritakan bahwa Tuhan juga merangkul orang asing yang bukan berasal dari
umat pilihan Allah untuk terlibat dalam karya penyelamatan Allah.
Orang
Israel sama seperti kebanyakan dari kita saat ini, begitu sombong dan angkuh
merasa bahwa keselamatan hanya milik mereka, bangsa lain tidak berhak
mendapatkan keselamatan tersebut. Bangsa lain tidak akan Tuhan pakai untuk
menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk membawakan damai sejahtera Allah di
bumi. Namun kisah Rut mendobrak pemahaman tersebut.
Rut
berasal dari Moab. Orang Moab menyembah berhala dan merupakan musuh bangsa
Israel. Bahkan Ulangan 23: 3-6 begitu kerasnya melarang bangsa Moab masuk ke
dalam jemaah Tuhan bahkan umat Israel dilarang untuk mengikhtiarkan
kesejahteraan dan kebahagiaan mereka sampai selama-lamanya. Namun bangsa yang
begitu dibenci oleh Israel , ternyata Tuhan pakai tidak hanya untuk mendapatkan
berkat tetapi juga menyampaikan berkat Tuhan pertama-tama bagi mertuanya
melalui kesetiaannya (Rut 1:16-17) dan kasihnya kepada mertuanya. Rut bersedia
memungut bulir-bulir jelai untuk dia dan mertuanya (Rut 2:2). Rut juga bersedia
melakukan segala yang dikatakan mertuanya (Rut 3:5). Mertuanya meminta Rut
untuk menikah kembali. Dengan menikah kembali, Rut akan mendapatkan
perlindungan, tidak hanya itu tetapi Naomi dan seluruh keluarga Elimelekh
(suami Naomi) juga akan mendapatkan jaminan hidup. Bahkan tanah pusaka milik
suami Naomi akan ditebus.
Setelah
melalui proses perundingan dengan saudara-saudara terdekat dari Naomi, akhirnya
Boas yang menjadi penebus bagi Naomi dan yang akhirnya juga menikahi Rut. Naomi
mendapatkan kembali tanah pusakanya sekaligus juga mendapatkan seorang cucu
laki-laki dari Rut dan Boas (Rut 4:13). Para perempuan memuji Rut, mereka
menyebut Rut lebih berharga dari tujuh anak laki-laki (Rut 4:15). Seorang Moab
yang tertolak, Tuhan rangkul dan pakai untuk menjadi alat Tuhan yang luar
biasa. Bahkan yang lebih luar biasa lagi, Tuhan memakai Rut untuk menjadi nenek
moyang Yesus, Sang Penyelamat dunia (Matius 1:5).
Kita
memang tidak bisa menebak rencana Tuhan. Kita memang tidak bisa menebak siapa
yang Tuhan mau pakai untuk melakukan pekerjaanNya. Dari Rut dan pelatih angklung GKI Samanhudi kita
belajar bahwa Tuhan bisa memakai siapapun, apapun latar belakang status sosial,
budaya, bahkan agama mereka. Oleh karena itu, kita perlu menumbuhkan rasa
kekeluargaan bukan hanya dengan rekan-rekan kita yang seagama dengan kita,
tetapi juga dengan rekan-rekan yang berbeda agama.
Andar
Ismail bertanya pada akhir kisahnya, “Daripada saling mencurigai dan saling
mendengki, bukankah lebih bermanfaat jika semua kelompok agama yang berbeda itu
saling menghormati dan menghargai untuk hidup bersama dan bekerjasama?”
Nuryanto Gracia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar